A.
Pengertian
Cedera atau Trauma Lahir
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima
dalam atau karena proses kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat
ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama
sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang
terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau
sikap orang tua yang acuh tak acuh. (Dewi, 2010).
Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang
terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan
persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. (Sarwono, 2007).
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama
persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat
terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan
tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero. (Varney, 2007 )
B.
Ruang
Lingkup Caput Succedaneum
a.
Definisi
Caput Succedaneum
Caput succedaneum merupakan edema
subcutis akibat penekanan jalan lahir pada persalinan letak kepala, berbentuk
benjolan yang segera tampak setelah bayi lahir, tak berbatas tegas dan melewati
batas sutura. Kelainan ini biasanya ditemukan pada presentasi kepala, sesuai
dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi edema
sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput Succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan
biasanya menghilang setelah 2-5 hari.
Caput
adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala yang dapat, melampaui sutura
garis tengah.
Caput
Suksedaneum adalah pembengkakan yang edematosa, kadang-kadang ekimotik, dari
difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah
dilahirkan selama persalinan
verteks. Caput ini dapat meluas menyilang garis tengah dan menyilang garis
sutura. Edema menghilang pada beberapa hari pertama tidak diperlukan pengobatan
khusus, tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi foto
terapi untuk hiperbilirubinemia.
Caput suksedaneum adalah Kelainan
ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi
sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan
biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan
tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono, 2007).
Caput
succadeneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan dari
jalan lahir kepada kepala anak. Atau pembengkakan difus, kadang-kadang bersifat
ekimotik atau edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai
bagian kepala terbawah, yang terjadi pada kelahiran verteks.
Karena tekanan ini vena tertutup,
tekanan dalam capilair veneus meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan
longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah. Merupakan
benjolan yang difus kepala, dan melampaui sutura garis tengah. (Obstetri
fisiologi, UNPAD, 1985)
Caput succedaneum adalah pembengkakan di kulit kepala pada bayi baru lahir. Hal ini paling sering disebabkan
oleh tekanan dari rahim atau
dinding vagina selama kepala-pertama (vertex) pengiriman.
b.
Penyebab
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succadeneum
pada bayi baru lahir yaitu:
1. Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succadeneum karena terjadi tekanan
pada jalan lahir yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup,
tekanan dalam capilair venus meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan
longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.
2. Persalinan dengan ekstraksi vakum
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering
terlihat adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar
alat penyedot vakum yang digunakan. (Obstetri fisiologi, UNPAD, 1985)
3. Ketuban
sudah pecah/KPD
His yang kuat dan bila
makin kuat his, makin besar kaput succedaneum
c.
Faktor
Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya
trauma lahir antara lain :
1) Makrosomia (BB >4000 gram)
2) Prematuritas
3) Disproporsi sefalopelvik/CPD (kepala
janin > dari panggul ibu)
4) Distosia (kesulitan dalam
persalinan)
5) Persalinan lama
6) Persalinan yang diakhiri dengan alat
(ekstraksi vakum dan forceps)
7) Persalinan dengan sectio caesaria
8) Kelahiran sungsang
9) Presentasi bokong
10) Presentasi muka
11) Kelainan bayi letak lintang
d.
Gejala
a) Adanya oedema dikepala
b) Tidak tampak suatu lahir
c) Teraba lembut dan lunak
d) Melewati sutura
e) Batas tidak jelas
f) Menghilang pada 2-3 hari tanpa pengobatan
g) Lunak dan legok pada tekanan
h) Pembengkakan difus atau tidak berbatas tegas
i)
Tempat
dapat berubah
j)
Terbesar
waktu lahir, kemudian mengecil dan menghilang beberapa jam kemudian (24-36 jam)
k) Terjadi karena efisi serum
e.
Patofisiologis
Pembengkakan yang terjadi pada kasus
caput succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat
melampaui sutura garis tengah.
Kelainan
ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir
sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran
cairan tubuh ke jaringan extravasa.
1. Adanya edema dikepala terjadi akibat
pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh.
Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir dan terletak periosteum
hingga dapat melampaui sutura. (Sarwono, Ilmu Kebidanan,2002)
2. Benjolan
caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah.
Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di
daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk
mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage
ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir.
Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri
dalam satu sampai dua hari. (Markum,
1991)
f.
Komplikasi
a. Warna kuning pada kulit (jaundice).
b. Infeksi
Infeksi
pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka
c. Ikterus
Pada
bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena
inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah
d. Anemia
Anemia
bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan
terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.
g.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang
dibutuhkan. Masalah
ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari
h.
Pentalaksanaan
1. Bayi dengan caput succadeneum diberi
ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan apapun, maka dari itu perlu
diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.
2. Bayi jangan sering diangkat karena
dapat memperluas daerah edema kepala
3. Atur posisi tidur bayi tanpa
menggunakan bantal
4. Mencegah terjadinya infeksi
: Perawatan tali pusat; Personal hygiene baik
5. Berikan penyuluhan pada orang tua
tentang : Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi
normal; Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena
benjolan akan menghilang 2-3 hari
6. Berikan lingkungan yang nyaman dan
hangat pada bayi
7. Awasi keadaan umum bayi
8. Berikan
lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
9. Berikan
konseling pada orang tua, tentang:
a. Keadaan
trauma yang dialami oleh bayi
b. Jelaskan
bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa
pengobatan
c. Perawatan
bayi sehari-hari
d. Manfaat
dan teknik pemberian ASI
DAFTAR
USTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar